Senin, 26 November 2018

TERUNTUK CALON AYAH MERTUA

Menelisik ke relung kalbu,
Menuju perjalanann panjang dari awal kisah
Yang mungkin akan terpisah

Terjalin  namun tak ada kepastian
Kita hanya sepasang anak manusia
Yang lahir masih terlalu dini untuk berfikir masa depan.

Apalagi untuk sebuah komitmen bersama
Ada kalanya kita sama sama egois
Saling marah ,saling kecwa,saling diam lalu menangis dalam diam

Yaaa.... Apa boleh di kata.
Kami masih anak remaja dengan buaian manis bayangan di mana sebuah pernikahan itu indah.
Sebuah kebersamaan dengan yang di cintai itu serasa sempurna

Beginilah aku....
Tak berhenti ku rayu sang pencipta,agar kamu jadi makmumku kelak di masa depan

Namun kenyataannya,jalanku tak semulus apa yang ku fikir.
Aku tersandung oleh restu ayahmu agar kamu tak memilihku kelak

Bagaimana ku jelaskan padanya bahwa aku tak terima keputusannya?
Sedang cinta, kita yang mersakannya,bukan ayahmu,ibumu atau keluargaku yang lainnya.

Ayah bisakah engkau tau perihnya hati ini ?

Bisakah engkau faham bagaimana aku sakit namun harus berpura-pura sehat setelah cinta yang ku punya ayah cekik dengan teramat.

Biarlah aku merasakan cinta ini dahulu

Aku mohon pahamilah masa mudaku dahulu.
Aku juga ingin ayah jadi bagian penasehat tanpa perlu menghujat

Kemana aku ratapkan sakit jika bukan denganmu.....

Kumohon ,kenali aku dahulu lebih dalam ,bukan dari persepsi orang.

Tolong pahamilah ayah.berikan restumu aku mohon dengan sangat ayah

Tercatat lagi satu kisah darimu yang telah pergi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar